MIX SUKI DESU
I Love Art!! XD
WELCOME TO MY BLOG
Moshi-moshi minna-san, arigato sudah mampir ke blog saya yang gak jelas ini. Harap tinggalkan jejak minna-san... ^^
Minggu, 04 Desember 2016
SKUNK FU & GABBY GRIFFON PAIRING SKETCH
Cuma ingin share ini, ada yang request tapi susah dimasukin langsung lewat note di. aku ini kan newbie T_T di web ini.
http://taerimentari.deviantart.com/
1. ORIGINAL CARTOON VERSION SKETCH
2. ANTHROPOMORPHISM VERSION
Terima Kasih sudah mampir... *****
Kamis, 18 September 2014
"THANKS FOR U'RE SURPRISE ALL"
"Hallo, Hallo semuanya!! kali ini aku postingin nih karya terbaruku yang terinspirasi dari semangat para teman-temanku yang sudah mengucapkan ucapan "HAPPY BIRTHDAY" pada 16 September 2014 lalu. Yaaah sekarang umurku 23 tahun, aku paling suka angka 23 meskipun umurku bertambah, lebih tua sih.. haha #pundung. Harapan terbesarku adalah menjadi berani dalam menghadapi segala hal. Harus berusaha keras nih! xixi #cengengesan :D
Aku postingin karya ini di blogku yang gak jelas ini dengan penuh rasa terima kasih sebesar-besarnya atas ucapan serta do'a yang kalian sampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk keluargaku dan teman-temanku. Aku khususkan untuk teman-taman KKL ku di AI NUNUK yang telah memberikan kejutan pertama kali seumur hidupku. Meskipun agak sedikit gila dengan tembakan telur dan serpihan tepung terigunya tapi aku sangat menikmati kejutan dari kalian. Terima kasih banyak :) #nunduk. Hmm.. aku tidak lupa kok ucapan sangat Khusus, Arigato Gozaimasu untuk Nina, Reika dan Yuka. Maaf jika aku lupa hari ultah kalian, satu kali sih.. kedepannya aku tidak akan lupa lagi #semangatBerkobar. Kutunggu ucapan ultah dan do'anya lagi di tahun depan. #berharap xixi :D
NB : "Kugambar Ini Dengan Penuh Rasa Terima Kasih :) "
"Terima Kasih Banyak"
For You All
From Me : Taeri Mentari *
Rabu, 18 Desember 2013
BAGIAN-BAGIAN TUBUH DALAM BAHASA JEPANG
Moshi-moshi minnasan, kali ini saya luangkan waktu untuk memposting beberapa pengetahuan bagi minnasan yang suka belajar bahasa jepang. Karena saya juga suka yang berbau jejepangan maka kali ini saya postingin nih untuk menambah pengetahuan. Agar lebih menarik modelnya adalah Sasuke Uchiha character anime yang sangat saya suka :p. Silahkan cuci mata diblog ini.. :)
Karada :
Badan
Atama : Kepala
Kau : Wajah
Hitai : Dahi
Me : Mata
Namida : Air Mata
Gankyuu : Bola Mata
Mabuta : Kelopak Mata
Hana : Hidung
Kuchi : Mulut
Mimi : Telinga
Kawa : Kulit
Koho : Pipi
Ekubo : Lesung Pipi
Higi : Janggut
Hone : Tulang
Tsume : Kuku
Shinjo : Jantung
Koshi : Pinggul
Ode : Lengan
Ke : Rambut
Te : Tangan
Te No Hira : Telapak
Tangan
Hiza : Lutut
Kubi : Leher
Tekubi : Pinggang
Ashi : Kaki
Fukurahangi: Betis
Kata : Bahu
Kuchiberu : Bibir
Senaka : Punggung
Wakimo : Ketiak
Mayuge : Alis
Mune : Dada
Hara : Perut
Ha : Gigi
Hanguki : Gusi
Shita : Lidah
Nodo : Kerongkongan
Kakato : Tumit
Yubi : Jari
Oya Yubi : Ibu Jari
Chi : Darah
Iki : Nafas
Hai : Paru-paru
Momo : Paha
Ashi : Kaki
Ashi No Ura : Telapak Kaki
Wakibara : Rusuk
Hokuro : Tahi Lalat
Choo : Usus
Doomyaku: Urat Nadi
Niku : Daging
Kanzoo : Hati
Kuchihinge: Kumis
Sekian bagian-bagian tubuh dalam bahasa jepang. Semoga bermanfaat untuk minnasan. ENJOY! :D
LAYOUT : SISTEM BUDIDAYA HORTIKULTURA DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI "Green Horticulture Plant"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bercocok tanam sebagai salah satu seni
yang telah dikenal dan mendarah daging pada masyarakat kita, ternyata satu sama
lain memiliki perbedaan. Disini bukan masalah pengolahan tanah ataupun segi
peradaan. Perbedaan disini bukan masalah pengolahan tanah ataupun segi
perawatan hasil, tetapi pada jenis tanaman itu sendiri (Irawan dkk, 2001).
Bercocok tanam hortikultura merupakan
suatu kegiatan atau seluk beluk bertani dalam rangka pembudidayaan tanaman
sayur, tanaman bunga, dan tanaman buah. Tujuan utama dari hasil yang bisa
didapat adalah diperdagangkan. Namun dalam hal ini, pengertian jangan sampai
disamakan dengan pertanian perkebunan. Meskipun pada bercocok tanam perkebunan
hasilnya juga sebagai mata perdagangan, tetapi pada umumnya perlu diolah lagi
melalui pabrik-pabri besar dengan midal usaha yang besar pula (Irawan dkk, 2001).
B.
Rumusan Masalah
Tanaman
hortikultura apa saja yang dibudidayakan dilahan kering dataran tinggi,
termasuk morfologi, syarat tumbuh dan cara penanamannya.
C.
Tujuan
Menguraikan
beberapa tanaman hortikultura yang dibudidayakan di lahan kering dataran tinggi,
termasuk morfologi, syarat tumbuh dan cara penanamannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman
hortikultura dapat di tanam diberbagai kondisi tanah sesuai dengan jenis
tanamannya terutama dilahan kering. Tanaman hortikultura yang dapat
dibudidayakan dilahan kering dataran tinggi :
1.
Mangga
a. Klasifikasi Mangga :
Menurut
(Saputra, 2013), klasifikasi mangga antara lain :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Anacardiaceae
Genus
: Mangifera
Spesies
: Mangifera indica L.
b. Syarat Tumbuh
Menurut
(Prihatman, 2000) syarat tumbuh tanaman mangga antara lain :
·
Iklim
Tanaman mangga cocok untuk
hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan
sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami
banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada
saat hujan.
·
Media Tanam
1) Tanah
yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung
dalam jumlah yang seimbang.
2) Derajat
keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5
sebaiknya dikapur dengan dolomit.
·
Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam
didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah
yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.
c. Cara penanaman
Menurut
(Prihatman, 2000), cara penanaman tanaman mangga antara lain :
1) Pembibitan
Perbanyakan
dengan Biji
a) Biji
dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
b) Siapkan
kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan
media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm.
Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di
atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa
tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.
c) Biji
ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama
penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu
yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian harus
dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm.
Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal
dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
2) Pengolahan Media Tanam
a) Persiapan
Penetapan areal untuk
perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber
air.
b) Pembukaan
Lahan
·
Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan
mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari
areal tanam.
·
Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan
tanah yang terlalu besar.
c) Pengaturan
Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang
subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih
renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:
·
segi tiga sama kaki.
·
diagonal.
·
bujur sangkar (segi empat).
3) Teknik Penanaman
·
Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan
panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai
kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian
bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari.
Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan
lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
·
Cara Penanaman
lebar 60 cm pada kedalaman
30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai
ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah galian
sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu
penyangga tanaman.
·
Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam
untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa dipakai adalah pohon
asam atau trembesi.
4) Pemeliharaan Tanaman
·
Penyiangan
·
Penggemburan/Pembumbunan
·
Perempelan/Pemangkasan
·
Pemupukan
·
Peningkatan
Kuantitas Buah
5) Hama dan Penyakit
6) Panen
7) Pasca Panen
2.
Tomat
a. Klasifikasi
Menurut
(Saputra, 2013), klasifikasi tomat antara lain :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas: Asteridae
Ordo:
Solanales
Famili:
Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus:
Solanum
Spesies:
Solanum lycopersicum L
b. Syarat Tumbuh
Menurut (Pracaya,
1998), syarat tumbuh tomat antara lain :
Ø Iklim
·
Curah
hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun.
Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman,
terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi
(banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.
·
Kekurangan
sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit
maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan
vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara
yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14
jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per
jam. Gambar di atas adalah dua orang treainee asal Indonesia yang sedang magang
di pertanian tomat di Prefektur Gunma, Jepang.
·
Suhu
udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu
siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C. Untuk negara
yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk mengatur
udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara panas dari heater
disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel warna putih.
·
Kelembaban
relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat
yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang
membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang
mikro organisme pengganggu tanaman.
Ø Media Tanam
·
Tanaman
tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah
lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta
unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan
terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang.
·
Tanah
dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya
tomat.
·
Dalam
pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya
datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
Ø Ketinggian
Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di
berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah,
tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran
tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan
varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan,
varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada
varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran
tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian,
varietas mutiara.
c. Cara Penanaman
Menurut
(Pracaya,
1998), cara penanaman tomat antara lain :
Ø Tahap Pembibitan
Sebelum menanam tomat pada media yang telah disediakan, ada baiknya jika Anda mempersiapkan
bibit unggul untuk mulai melakukan pembibitan.Jangan lupa juga untuk menyemai
bibit jika sudah terlihat kecambahnya dan pisahkanlah bibit jika sudah
berukuran kira-kira 3cm.
Ø Tahap Penanaman
jika bibit sudah siap tanam, maka
Anda bisa memindahkan bibit pada media tanam yang sudah dipersiapkan
sebelumnya. Tanamlah tomat dalam keadaan tegak sempurna agar tomat tidak tumbuh
condong atau berat sebelah.Setelah dipindahkan,
siramlah tanaman tomat secara berkala pada pagi dan sorea hari dengan
menggunakan air yang dicampur dengan urea.Untuk minggu-minggu pertama penanaman
tomat sebaiknya dihindarkan dari sinar matahari langsung agar tidak cepat layu.
Ø Tahap Perawatan
Untuk masalah perawatan, penyiraman
bisa dilakukan secara berkala minimal dua kali sehari, yakni pada pagi hari dan
pada sore hari.Disarankan untuk tidak berlebihan saat melakukan penyiraman.
Ø Tahap Pemupukan
Dalam
hal pemupukan, sebaiknya jangan menaburkan pupuk langsung ke tanaman, tapi
diberi jarak kurang lebih 5cm-10cm dari batang tanaman.Pemberian pupuk
dilakukan setiap 2 minggu sekali. Anda juga bisa melakukan pemusnahan hama
dengan menyemprotkan pestisida, tapi jangan berlebihan karena akan berakibat
buruk bagi kualitas buah tomat yang dihasilkan.
3.
Sawi
a. Klasifikasi :
Menurut
(Saputra, 2013), klasifikasi sawi antara lain :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub
Kelas : Dilleniidae
Ordo
: Capparales
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica rapa var. parachinensis L.
b. Syarat Tumbuh
Caisin (Brassika sinensis L.) atau
sawi merupakan jenis sayuran daun yang digemari oleh konsumen karena memiliki
kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi. Ada dua jenis
caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau.Keduanya dapat tumbuh di dataran
rendah sampai dataran tinggi.
Persyaratan tumbuh bagi jenis komoditi ini tidak terlalu sulit.Caisin dapat tumbuh dan beradaptasi baik hampir disemua jenis tanah baik pada tanah-tanah mineral yang bertekstur ringan sampai liat berat maupun tanah organic seperti tanah gambut.pH tanah yang optimal untuk budidaya caisin berkisar antara 6-6,5 dan temperature yang optimum bagi pertumbuhan caisin 15-20⁰ C. Caisin kebanyakan ditanam di lahan pekarangan karena mudah dalam pemeliharaannya. Bila lahan pekarangan luas, model budidaya di bedengan, di pot dan atau di polybag. Bila lahan pekarangan sempit, model budidaya di pot dan atau di polybag dan divertikultur (rak bertingkat)(Rieuwpassa, 2012).
Persyaratan tumbuh bagi jenis komoditi ini tidak terlalu sulit.Caisin dapat tumbuh dan beradaptasi baik hampir disemua jenis tanah baik pada tanah-tanah mineral yang bertekstur ringan sampai liat berat maupun tanah organic seperti tanah gambut.pH tanah yang optimal untuk budidaya caisin berkisar antara 6-6,5 dan temperature yang optimum bagi pertumbuhan caisin 15-20⁰ C. Caisin kebanyakan ditanam di lahan pekarangan karena mudah dalam pemeliharaannya. Bila lahan pekarangan luas, model budidaya di bedengan, di pot dan atau di polybag. Bila lahan pekarangan sempit, model budidaya di pot dan atau di polybag dan divertikultur (rak bertingkat)(Rieuwpassa, 2012).
c. Cara penanaman
Menurut (Rieuwpassa,
2012), cara penanaman sawi antara lain :
1. Pemilihan
varietas
Varietas
yang dianjuran adalah LV.145 dan Tosakan.Namun yang beredar dipasaran
kebanyakan Tosakan dan Shinta (panah merah).Daya tumbuhnya lebih dari 95 %,
vigor murni, bersih dan sehat.Kebutuhan benih per hektar 450-600 gram.
2. Model
budidaya bedengan
Ø Pembibitan
Caisim
atau sawi sebelum ditanam, dibibiti terlebih dahulu. Ada 2 cara pembibitan
tanaman caisin/sawi. Cara pertama, benih di semai di bedengan yang berukuran
kecil 0.5 x 1 m² atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit. Cara
kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai
kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko) .Sebelum benih disemai, benih direndam
dengan air selama ± 2 jam.Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan
dan dibuang.Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar
secara merata diatas bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan
pupuk kandang 1:1, (media tanam) setebal ± 7 cm. Benih yang telah
disebar disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung
goni selama 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan.Bila bibit
sudah berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk
ditanam.
Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu.Bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu.Bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Ø Pengolahan
tanah.
Lahan
pekarangan dibersikan dari gulma.Kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 – 30 cm
supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm,
lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar
bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah.Setelah tanah
diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang sudah matang, dengan
dosis 100 kg/100 m².Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air)
pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan
tanah.Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami.
Ø Penanaman
Sebelum
penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antar
tanaman 15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2
anakan. Kemudian bedengan yang sudah ditanami disirami sampai basah.
3. Model
budidaya pot/polybag dan rak vertikultur
Pot/polybag
dan rak vertikultur adalah wadah tanam yang digunakan sebagai suatu model
budidaya sayuran pada lahan pekarangan yang sempit.Pot atau polybag yang
berukuran 30x30 cm bisa digunakan untuk menanam caisin/sawi.Pot atau polybag
harus dilubangi 4-5 lubang dibagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk
membuang air berkelebihan supaya tidak tergenang. Sebaiknya polybag
dibalik sebelum diisi media tanam agar polybag dapat berdiri kokoh dan tidak
mudah roboh.Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan
talang paralon atau bambu. Rak bisa dibuat sampai 4 tingkat dengan tinggi 1,25
m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang talang 1 m dan lebar talang 12 cm. Dasar
talang atau bambu di lubangi 4-5 lubang untuk pembuangan air berkelebihan
supaya tidak tergenang. Selanjutnya talang diisi dengan media tanam. Perlakuan
yang sama juga dilakukan bila menggunakan bambu sebagai wadah tanam. Kemudian
wadah yang sudah terisi media tanam di letakan dengan teratur diatas rak
kayu.Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau
kompos. Perbandingannya dapat 1:1, 1:2, atau 1:3, tergantung tingkat kesuburan
dan tekstur tanah. Masukan media ke dalam wadah sampai penuh.Sisakan jarak
sekitar 1 cm dari bibir wadah.Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1
liter air) pada permukaan tanah di pot atau polybag, kemudian pot atau polybag
ditutup dengan karung goni selama 3 hari.Pot atau polybag siap untuk ditanami.
Ø Penanaman
Sebelum
dilakukan penanaman, pot/polybag dan rak vertikultur disiram lebih dahulu untuk
memudahkan penanaman. Penanaman di pot atau polybag dilakukan dengan cara
pindah anakan caisin/sawi dari bedengan persemaian atau dari wadah plastik dan
ditanam di dalam pot atau polybag dengan jumlah 2-3 anakan. Sedangkan
penanaman didalam rak vertikultur hanya satu baris tanaman dengan jarak antar
tanaman 15 cm.
Ø Perawatan
Penyiraman
perlu dilakukan pagi dan sore hari bila tidak hujan. Pupuk susulan pertama
setelah tanaman berumur 4 hst dengan cara semprot larutan pupuk cair
Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada tanaman. Pupuk susulan kedua dan ketiga
setelah tanaman berumur 11 hst dan 17 hst. Cara memupuk dan dosis pupuk
sama seperti pemupukan susulan pertama. Pupuk organic cair Landeto atau Hantu
dapat juga diberikan pada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 tutup botol/10
liter air. Larutan pupuk ini disemprot pada tanaman dengan waktu pemberian
setelah tanaman berumur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst. Penyiangan dapat
dilakukan jika tumbuh gulma. Jika ada tanaman terserang hama dan penyakit,
segera ditanggulangi secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau disemprot dengan
fungisida dan insektisida nabati.
Ø Panen
Caisin/sawi
mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara
mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan
tanaman cepat berbunga.Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang
teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu
diberi air dengan cara dipercik.
4.
Bunga
Kertas
a. Klasifikasi
Menurut
(Saputra, 2013), klasifikasi bunga kertas antara lain :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Zinnia
Spesies
: Zinnia elegans Jacq
b. Syarat
Tumbuh
Menurut
(Prihatman, 2000), syarat tumbuh bunga kertas antara lain :
1)
Agro
klimat
Tanaman ini memerlukan sinar matahari
penuh, tetapi toleran terhadap lingkungan yang agak teduh.Suhu ideal sekitar
20° - 36°C dengan kelembaban udara sekitar 60%-90%.
2)
Media
Media terdiri atas campuran tanah,
pasir dan kompos dengan perbandingan (1:1:1) dan diberi pupuk NPK sebanyak +
4-5 gram/tanaman sebagi pupuk dasar. Media tanam harus gembur dengan pH + 6.
c. Cara
Penanaman
Menurut
(Prihatman, 2000), cara penanaman bunga kertas antara lain :
1. Siapkan batang batang bougenvill
untuk kita tanam dengan cara stek batang. Batang Bougenviil dengan
kesan tua berikal , banyak bercak bercak, atau bekas sayatan akan
kelihatan lebih bagus. Carilah Batang bougenvil dengan warna yang
berbeda kemudian tandai batang batang tersebut. Untuk warna bougenvil
yang saya tahu adalah warna Merah, Putih, Orange, Ungu, Kuning, Pink, Merah
tua, merah muda, putih susu, putih kapas dan ungu muda. Namun jika kita
belum berhasil mendapatkan semua warna diatas, kita bisa menanam satu jenis
warna saja dulu.
2. Siapkan Media Tanam berupa Campuran
Pupuk Kandang yang sudah membusuk dan menjadi tanah dengan Tanah gembur
di dalam Pot berukuran sedang ( Diameter 30 Cm ). Tancapkan Batang Batang
Bougenvil sedalan 10 Cm, dan pathok dengan bilahan bamboo agar tidak bergeser.
3. Tempatkan di tempat yang teduh dan
kering ( Jangan terlalupanas dan jangan terlalu lembab). Kurang lebih 20 Hari ,
Batang bougenvil sudah mulai bertunas. Dari tunas tunas muda inilah kita
bikin bougenvil menjadi aneka warna. Lakukan sambung pucuk terhadap
masing masing Tunas sesuai dengan kreasi kita. Berikut adalah cara
sambung pucuk Bougenvil
5.
Jeruk
a. Klasifikasi
Menurut
(Saputra, 2013), klasifikasi jeruk antara lain :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi
: Spermatophyta
Sub
divisi : Angoespermae
Kelas
: Dicotyledonae
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo
: Rutales
Famili
:
Rutaceae
Genus
:
Citrus
Spesies
: Citrus s
b. Syarat
Tumbuh
Berdasarkan
Menurut
(Prihatman, 2000), syarat
tumbuh jeruk harus memenuhi syarat supaya dapat tumbuh dengan baik.
Ø Iklim
·
Kecepatan
angin yg lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. utk daerah yg
intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik
ditanam berderet tegak lurus dgn arah angin.
·
Tergantung
pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan).
Bulan basah ini diperlukan utk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap
lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yg cukup terutama di
bulan Juli-Agustus.
·
Temperatur
optimal antara 25-30°C namun ada yg masih dapat tumbuh normal pada 38°C. Jeruk
Keprok memerlukan temperatur 20°C.
·
Semua
jenis jeruk tidak menyukai tempat yg terlindung dari sinar matahari.
·
Kelembaban
optimum utk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Ø Media Tanam
·
Tanah
yg baik adalah lempung sampai lempung berpasir dgn fraksi liat 7- 27%, debu
25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
·
Jenis
tanah Andosol dan Latosol sangat cocok utk budidaya jeruk.
·
Derajat
keasaman tanah (pH tanah) yg cocok utk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dgn pH
optimum 6.
·
Air
tanah yg optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah.
Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai
air yg mengandung garam sekitar 10%.
·
Tanaman
jeruk dapat tumbuh dgn baik di daerah yg memiliki kemiringan sekitar 30°
Ø Ketinggian Tempat
·
Tinggi
tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai
tinggi tergantung pada spesies:
·
Jenis
Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
·
Jenis
Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
·
Jenis
Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
·
Jenis
Siem: 1–700 m dpl.
·
Jenis
Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
·
Jenis
Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
·
Jenis
Purut: 1–400 m dpl.
c. Cara
Penanaman
Berdasarkan
(Prihatman, 2000), cara penanaman jeruk antara lain :
Ø Pembibitan
·
Persyaratan
Bibit
Bibit jeruk yg biasa ditanam berasal dari
perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yg baik adalah yg
bebas penyakit, mirip dgn induknya (true to type), subur, berdiameter batang
2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran
sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.
Ø Penyiapan Bibit
Bibit
yg biasa digunakan utk budidaya jeruk didapatkan dgn cara generatif dan
vegetatif.
Ø Teknik Penyemaian Bibit
a) Cara generatif
Biji
diambil dari buah dgn cara memeras buah yg telah dipotong. Biji
dikeringanginkan di tempat yg tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang.Areal persemaian memiliki tanah yg subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m². Biji ditanam dalam alur dgn jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupukkandang, sekam, pasir (1:1:1).
hilang.Areal persemaian memiliki tanah yg subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m². Biji ditanam dalam alur dgn jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupukkandang, sekam, pasir (1:1:1).
b)
Cara Vegetatif Jeruk
Metode
yg lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel.
utk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yg
dipilih dari jenis jeruk dgn perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan
tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan
nematoda. Varietas batang bawah yg biasa digunakan oleh penangkar adalah
Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
Ø Pengolahan Media Tanam Jeruk
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan
berlereng.Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yg
akan ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam
bervariasi utk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5
m
Manis
: jarak tanam 7 x 7 m
Sitrun
(Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
Nipis
: jarak tanam 4 x 4 m
Grape
fruit : jarak tanam 8 x 8 m
Besar
: jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang
tanam hanya dibuat pada tanah yg belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum
tanah.Tanah bagian dalam dipisahkan dgn tanah dari lapisan atas tanah (25
cm).Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dgn 20 kg pupuk kandang.Setelah
penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya.Bedengan (guludan)
berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
Ø Teknik Penanaman
Bibit
jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air utk
menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu
dilakukan:
·
Pengurangan
daun dan cabang yg berlebihan.
·
Pengurangan
akar.
·
Pengaturan
posisi akar agar jangan ada yg terlipat.
·
Setelah
bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau
daun-daun yg bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar
tidak menyentuh batang utk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman
berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik
kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh
rumput/tanaman legum penutup tanah yg sekaligus berfungsi sebagai penambah
nitrogen bagi tanaman jeruk.
Ø Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman : Dilakukan pada tanaman
yg tidak tumbuh.
2. Penyiangan : Gulma dibersihkan
sesuai dgn frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan
penyiangan.
3. Pembubunan : Jika ditanam di tanah
berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yg
tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai
terlihat.
4. Pemangkasan : Pemangkasan bertujuan
utk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yg sakit, kering dan tidak
produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yg tumbuh biarkan 3-4 tunas
pada jarak seragam yg kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya,
setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan
ditutup dgn fungisida atau lilin utk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu
gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yg sakit dibakar atau dikubur
dalam tanah.
5. Pemupukan
6. Pengairan dan Penyiraman :
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali
dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar
tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
7. Penjarangan Buah jeruk : Pada tahun di mana pohon jeruk
berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung
pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yg dibuang
meliputi buah yg sakit, yg tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan
daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung
kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.
Ø Hama Dan Penyakit
Ø Panen
Jeruk
- Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya
berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
-
Cara
Panen
Buah
dipetik dgn menggunakan gunting pangkas.
-
Perkiraan
Produksi
Rata-rata
tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500
buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah
produksi di negara subtropis yg dapat mencapai 40 ton/ha.
Ø Pascapanen
6.
Pisang
a. Klasifikasi
Menurut
(Saputra, 2013), klasifikasi pisang antara lain :
Kingdom :
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi :
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas :
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas :
Commelinidae
Ordo :
Zingiberales
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
b. Syarat Tumbuh
Menurut (Widjajati, 2013), syarat
tumbuh pisang antara lain :
Ø Iklim Untuk Tanaman Pisang
1. Iklim tropis basah, lembab &
panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di
daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air
disuplai dari batangnya yg berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2. Angin dengan kecepatan tinggi
seperti angin kumbang dapat merusak daun & mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
3. Curah hujan optimal adalah
1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi
dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
Ø Media Tanam Untuk Pisang
1. Pisang dapat tumbuh di tanah yg kaya
humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga
sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
2. Air harus selalu tersedia tetapi
tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif.
Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah
basah 100 - 200 cm & di daerah kering 50 - 150 cm. Tanah yg telah mengalami
erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yg baik. Tanah harus mudah
meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yg mengandung garam 0,07%.
Ø Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian
& kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai
pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka & tanduk tumbuh baik
sampai ketinggian 1.000 m dpl.
c. Cara penanaman
Menurut (Widjajati, 2013), cara
penanaman pisang antara lain :
Ø Pembibitan
1. Perbanyakan
dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
2. Tinggi
anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
3. Anakan
diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
4. Bibit
yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
Ø Penyiapan Bibit
·
Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam
2x2 m.
·
Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas
antara 7- 9.
Ø Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
·
Setelah dipotong, bersihkan tanah yang
menempel di akar.
·
Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari
sebelum tanam.
·
Buang daun yang lebar.
·
Rendam umbi bibit sebatas leher batang di
dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1
- 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit
dikeringanginkan.
·
Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda,
rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
Ø Pengolahan Media Tanam
·
Lakukan pembasmian gulma, rumput atau
semak-semak.
·
Gemburkan tanah yang masih padat
·
Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan
buat juga saluran pengeluaran air.
·
Dianjurkan menanam tanaman legum seperti
lamtoro di batas sengkedan.
Ø Teknik Penanaman
·
Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada
tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
·
Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan
3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
·
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan
(September - Oktober).
·
Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk
kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang,
jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung,
biarkan 1 - 2 minggu.
·
Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian
bawah.
·
Tanah galian bagian atas dicampur Natural
GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan
dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
·
Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup
terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO,
dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk
kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
·
Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup),
HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih
baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP
SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air
dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan
induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan
sekali.
Ø Pemeliharaan Tanaman
·
Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.
·
Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa
sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur
(fase pertumbuhan).
·
Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti
tanaman baru.
·
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan
penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
·
Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu
dalam.
·
Pangkas daun kering.
·
Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau
mengisi parit saluran air.
·
Pasang mulsa berupa daun kering ataupun
basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
Ø Pemeliharaan Buah
·
Potong jantung pisang yang telah berjarak 25
cm dari sisir buah terakhir.
·
Setelah sisir pisang mengembang sempurna,
tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi
lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15
-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir
terbawah.
·
Batang tanaman disangga dengan bambu yang
dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
Ø Hama dan Penyakit
Ø Panen
·
Ciri khas panen adalah mengeringnya daun
bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai
hampir bulat.
·
Buah pisang dipanen bersama-sama dengan
tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling
atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
·
Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik
supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
·
Setelah itu batang pisang dipotong hingga
umbi batangnya dihilangkan sama sekali.
·
Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen
dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman
produktif.
7.
Kunyit
a. Klasifikasi
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi
kunyit antara lain :
Divisio : Spermatophyta.Sub-diviso : Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae
Ordo :
Zingiberales
Famili :
Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Species :Curcuma domestica Val.
b. Syarat Tumbuh
Menurut (Rahardjo
dan Rostiana, 2005),
syarat tumbuh kunyit yaitu tumbuh baik pada tanah jenis latosol,
aluvial dan regosol, ketinggian tempat 240 – 1200 m di atas permukaan laut
(dpl), dengan curah hujan 2000 – 4000 ml/tahun. Kunyit juga dapat tumbuh di
bawah tegakan tanaman keras seperti sengon, jati yang masih muda sekitar umur 3
– 4 tahun, dengan tingkat naungan tidak lebih dari 30%.
c. Cara Penanaman
Menurut (Rahardjo
dan Rostiana, 2005),
cara penanaman kunyit antara lain :
Ø Pembibitan
1. Persyaratan Bibit :Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih
mudah tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur,
segar, sehat, berdaun banyak & hijau, kokoh, terhindar dari serangan
penyakit; cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan;
bentuk, ukuran, & warna seragam; memiliki kadar air cukup; benih telah
mengalami masa istirahat (dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji
tanaman lain, kulit, kerikil).
2. Penyiapan Bibit : Rimpang bahan
bibit dipotong agar diperoleh ukuran & dgn berat yang seragam serta utk
memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dgn abu
dapur/sekam atau merendam rimpang yang dipotong dgn larutan fungisida (benlate
& agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang
maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dgn berat antara 20-30 gram & panjang 3-7
cm.
3. Teknik Penyemaian Bibit.Pertumbuhan
tunas rimpang kunyit dapat
dirangsang dgn cara : mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab
selama 1-1,5 bulan, dgn penyiraman 2 kali sehari (pagi & sore hari). Bibit
tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28°C). Selain itu menempatkan
rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25-28°C. & merendam bibit
pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan
adalah larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) & larutan G-3 (500-700 ppm).
Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam
pada suhu udara 35°C. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan dgn
jalan direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.
4. Pemindahan
Bibit Kunyit:
Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan
muncul tunas telah tanaman berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm
maka rimpang sudah dapat ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas
harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh
tdk rusak. Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut
dipisahkan dgn hati-hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu utk
memudahkan pengangkutan bibit ke lokasi lahan. Jika jarak antara tempat
pembibitan dgn lahan jauh maka bibit perlu dilindungi agar tetap lembab
&segar ketika tiba di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang telah
bertunas jangan ditumpuk.
Ø Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan Lahan : Lokasi penanaman
dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan utk kebun
kunyit sebaiknya
dilakukan 30 hari sebelum tanam.
2. Pembukaan Lahan : Lahan yang akan
ditanami dibersihkan dari gulma & dicangkul secara manual atau menggunakan
alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil & sub soil juga sekaligus
mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian
diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah
menguap & bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari.
3. Pembentukan Bedengan : Lahan
kemudian dibedeng dgn lebar 60-100 cm & tinggi 25-45 cm dgn jarak antar
bedengan 30-50 cm.
4. Pemupukan (sebelum tanam) : utk
mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase,
& aerasi yang lancar, dilakukan dengan.menaburkan pupuk dasar (pupuk
kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam & dibiarkan 1 minggu. Tiap
lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg.
Ø Teknik Penanaman : Kebutuhan bibit
kunyit/hektar
lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh produksi rimpang
sebesar 20-30 ton/ha.
1. Penentuan Pola Tanaman : Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian
ditanam ke dalam lubang berukuran 5-10 cm dgn arah mata tunas menghadap ke
atas. Tanaman kunyit ditanam dgn
dua pola, yaitu penanaman di awal musim hujan dgn pemanenan di awal musim
kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan & pemanenan
dilakukan dgn dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua pola tersebut
dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan.
Perbedaannya hanya terletak pada masa panennya.
2. Pembutan Lubang Tanam : Lubang tanam
dibuat di atas bedengan/petakan dgn ukuran lubang 30 x 30 cm dgn kedalaman 60
cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm.
3. Cara Penanaman : Teknik penanaman
dgn perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media
yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan &
vegetatif kunyit, sedangkan
penggunaan zat pengatur tumbuh IBA(indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter
pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit.
4. Perioda Tanam : Masa tanam
kunyit yaitu pada
awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini
dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak utk
pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda yaitu 7 – 8
bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap diusahakan awal musim hujan.
Ø Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman : Apabila ada rimpang
kunyit yang tdk
tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman)
rimpang lain yang masih segar & sehat.
2. Penyiangan : Penyiangan &
pembubunan perlu dilakukan utk menghilangkan rumput liar (gulma) yang
mengganggu penyerapan air, unsur hara & mengganggu perkembangan tanaman.
Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dgn pemupukan & penggemburan
tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan &
bersamaan dgn ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar tumbuh
besar & tanah tetap gembur.
3. Pembubunan : Seperti halnya tanaman
rimpang lainnya, pada kunyit
pekerjaan pembubunan ini diperlukan utk menimbun kembali daerah perakaran dgn
tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat utk memberikan kondisi
media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur &
bercabang banyak. Pembubunan biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan
& biasanya dilakukan secara rutin setiap 3 – 4 bulan sekali.
4. Pemupukan :
- Pemupukan Organik : Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, & luas area daun kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45 ton/ha dgn populasi kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93 ton/ha.
- Pemupukan Konvensional : Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang & pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; & ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. dgn pemberian pupuk ini diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang segar/ha. Pemupukan juga dilakukan dgn pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), & K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N & K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) & sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan & 4 bulan. Pupuk diberikan dgn ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur & ditanam di sela-sela tanaman.
5. Pengairan &Penyiraman :Tanaman kunyit
termasuk tanaman tdk tahan air. Oleh sebab itu drainase & pengaturan
pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan
air sehingga rimpang tidak.membusuk. Perbaikan drainase baik utk melancarkan
& mengatur aliran air serta sbg penyimpan air di saat musim kemarau.
6. Waktu Penyemprotan Pestisida :
Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama
penyakit.
7. Pemulsaan : Sedapat mungkin
pemulsaan dgn jerami dilakukan diawal tanam utk menghindari kekeringan tanah,
kerusakan struktur tanah (menjadi tdk gembur/padat) & mencegah tumbuhnya
gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di
antara lubang tanaman.
Ø Hama & penyakit
Ø Panen
1.
Ciri
& Umur Panen :Tanaman kunyit
siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah pada umur
tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi
yang diperoleh lebih besar & lebih banyak bila dibandingkan dgn masa panen
pada umur kunyit 7-8 bulan.
Ciri-ciri tanaman kunyit yang
siap panen ditandai dgn berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi
kelayuan/perubahan warna daun & batang yang semula hijau berubah menjadi
kuning (tanaman kelihatan mati).
2.
Cara
Panen : Pemanenan dilakukan dgn cara membongkar rimpang dgn cangkul/garpu.
Sebelum dibongkar, batang & daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya
rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat lalu dimasukkan
dalam karung agar tdk rusak.
3.
Periode
Panen : Panen kunyit dilakukan
dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang terkandung didalamnya
mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit sehingga
memudahkan proses pengeringannya.
4.
Perkiraan
Hasil Panen : Berat basah rimpang bersih/rumpun yang diperoleh dari hasil panen
mencapai 0,71 kg. Produksi rimpang segar/ha biasanya antara 20-30 ton.
Ø Pascapanen.
1.
Penyortiran
Basah &Pencucian : Sortasi pada bahan segar dilakukan utk memisahkan
rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, & gulma. Setelah selesai,
timbang jumlah bahan hasil penyortiran & tempatkan dalam wadah plastik utk
pencucian. Pencucian dilakukan dgn air bersih, jika perlu disemprot dgn air
bertekanan tinggi. Amati air bilasannya & jika masih terlihat kotor lakukan
pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar
kualitas & senyawa aktif yang terkandung didalam tdk larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar
kotoran & banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai,
tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang
tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
2.
Perajangan
: Jika perlu proses perajangan, lakukan dgn pisau stainless steel & alasi
bahan yang akan dirajang dgn talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang
dgn ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya &
taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau
dgn mesin pemotong.
3.
Pengeringan
: Pengeringan dapat dilakukan dgn 2 cara, yaitu dgn sinar matahari atau alat
pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah
kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dgn sinar matahari dilakukan diatas tikar
atau rangka pengering, pastikan rimpang tdk saling menumpuk. Selama pengeringan
harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata.
Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab & dari bahan-bahan
disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan
pada suhu 50 o C - 60 o C. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray
oven & pastikan bahwa rimpang tdk saling menumpuk. Setelah pengeringan,
timbang jumlah rimpang yang dihasilkan
4.
Penyortiran
Kering : Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan
dgn cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah
atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini
(untuk menghitung rendemennya).
(untuk menghitung rendemennya).
5.
Pengemasan
: Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik
atau karung yang bersih & kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya).
Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang.menjelaskan nama bahan,
bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil,
berat bersih & metode penyimpanannya.
6.
Penyimpanan
: Kondisi gudang harus dijaga agar tdk lembab & suhu tdk melebihi 30 o C
& gudang harus memiliki ventilasi baik & lancar, tdk bocor, terhindar
dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan,
memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta
bersih & terbebas dari hama gudang.
8.
Bunga
Matahari
a. Klasifikasi
Menurut
(Saputra, 2013), klasifikasi bunga matahari antara lain :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Helianthus
Spesies
: Helianthus annuus L
b. Syarat Tumbuh
Bunga matahari (Helianthus annuus),
ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari,
sebagai tanaman hias.Tanaman ini cocok di segala alam tetapi tanaman ini paling
subur di daerah pegunungan, daerah yang memiliki kelembaban cukup dan banyak
mendapatkan sinar matahari langsung.Bunga matahari dapat tumbuh didataran
rendah sampai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
Bunga matahari tidak dapat hidup di
daerah yang tergenang air. Karena akar-akarnya akan membusuk (Monica, 2010).
c.
Cara
penanaman
Menurut (Monica, 2010), cara
penanaman bunga matahari antara lain :
1.
Langkah yang pertama adalah dengan mengambil
biji atau benih dari bunga yang paling awal atau induknya dan di tabur ke dalam
bekas yang telah mengandung tanah yang basah. Dengan begitu benih bunga
matahari tersebut dapat cepat berkecambah.
2. Kemudian
anda dapat memindahkan biji yang telah berkecambah tersebut ke dalam pot atau
ke dalam polibag atau anda dapat langsung menanamnya di tanah yang telah anda
sediakan akan tetapi anda harus memperhitungkan jaraknya agar benih tersebut
dapat membesar tanpa ada perebutan tempat dengan benih-benih yang lainnya.
3. Pada
proses pembesaran ini cukup cepat. Anda dapat menanam dengan tersebar pada
setiap tempat yang anda kehendaki.
4. Anda
dapat menanam bunga matahari ini di tempat-tempat yang telah anda siapkan
dengan menyebar, jarak antara bunga matahari yang satu dengan yang lainnya
tidak boleh terlalu dekat ataupun terlalu jauh agar keindahan bunga matahari
dapat terlihat lebih baik.
5. Anda
dapat melakukan penyiraman bunga matahari ini sekurang-kurangnya adalah sehari
sekali.Anda juga dapat menggunakan tanah yang gembur dan memberinya pupuk
organik ataupun pupuk kompos agar tanaman bunga matahari dapat tumbuh dengan
baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa penanaman tanaman holtikultura di
lahan kering dataran tinggi dapat ditanami berbagai jenis tanaman yang habitat
hidupnya sesuai dengan lahan kering dan ketersediaan airnya cukup bahkan sulit
diserap oleh tanaman.
B. Saran
Penanaman
tanaman hortikultura harus disesuaikan dengan lahan yang akan ditanami tanaman
tersebut, agar tanaman tidak kekurangan air bahkan ketersediaan airnya cukup
ataupun lebih yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Agus dkk. 2001.
Pertanian Hortikultura dan Perkembangannya. Carya Remadja :Bandung.
Monica,
Trisna. 2010. (Online :
Pracaya. Bertanam tomat. Yogyakarta
: Kanisius,1998.
Prihatman, Kemal. 2000. Mangga (Mangifera spp.) dan Bunga
Kertas/Bougenvile (Zinnia
elegans Jacq). Sistim
Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS : Jakarta.
Rahardjo, Mono dan Rostiana,
Otih. 2005 . Budidaya Tanaman Kunyit. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatika.
Rieuwpassa,
Alexander J. 2012. (Online :http://maluku.litbang.deptan.go.id/teknologi-budidaya-sawi-benih)
Saputra , Chandra. 2013. (Online :
Widjajati,
Laely. 2013. (Online :http://laely-widjajati.blogspot.com/2010/03/cara-menanam-pisang-yang-benar.html)
Langganan:
Postingan (Atom)