WELCOME TO MY BLOG

Moshi-moshi minna-san, arigato sudah mampir ke blog saya yang gak jelas ini. Harap tinggalkan jejak minna-san... ^^

Rabu, 18 Desember 2013

BAGIAN-BAGIAN TUBUH DALAM BAHASA JEPANG



 Moshi-moshi minnasan, kali ini saya luangkan waktu untuk memposting beberapa pengetahuan bagi minnasan yang suka belajar bahasa jepang. Karena saya juga suka yang berbau jejepangan maka kali ini saya postingin nih untuk menambah pengetahuan. Agar lebih menarik modelnya adalah Sasuke Uchiha character anime yang sangat saya suka :p. Silahkan cuci mata diblog ini.. :)


   Karada       :     Badan
   Atama        :     Kepala
   Kau             :     Wajah
   Hitai          :     Dahi
   Me             :     Mata
   Namida       :     Air Mata
   Gankyuu     :     Bola Mata
   Mabuta      :     Kelopak Mata
   Hana          :     Hidung
   Kuchi          :     Mulut
   Mimi           :     Telinga
   Kawa          :     Kulit
   Koho           :     Pipi
   Ekubo         :     Lesung Pipi
   Higi            :     Janggut
   Hone          :     Tulang
   Tsume        :     Kuku
   Shinjo        :     Jantung
   Koshi          :     Pinggul
   Ode            :     Lengan
   Ke              :     Rambut
   Te              :     Tangan
    Te No Hira :    Telapak Tangan
   Hiza           :     Lutut
   Kubi           :     Leher
   Tekubi        :     Pinggang
   Ashi           :     Kaki
   Fukurahangi:    Betis
   Kata           :     Bahu
   Kuchiberu   :     Bibir
   Senaka       :     Punggung
   Wakimo      :     Ketiak
   Mayuge      :     Alis
   Mune          :     Dada
   Hara           :     Perut
   Ha              :     Gigi
   Hanguki      :     Gusi
   Shita          :     Lidah
   Nodo          :     Kerongkongan
   Kakato        :     Tumit
   Yubi           :     Jari
   Oya Yubi    :     Ibu Jari
   Chi             :     Darah
   Iki              :     Nafas
   Hai             :     Paru-paru
   Momo         :     Paha
   Ashi           :     Kaki
   Ashi No Ura :   Telapak Kaki
   Wakibara   :     Rusuk
   Hokuro       :     Tahi Lalat
   Choo           :     Usus
   Doomyaku:  Urat Nadi
   Niku           :     Daging
   Kanzoo       :     Hati
   Kuchihinge:      Kumis

Sekian bagian-bagian tubuh dalam bahasa jepang. Semoga bermanfaat untuk minnasan. ENJOY! :D

LAYOUT : SISTEM BUDIDAYA HORTIKULTURA DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI "Green Horticulture Plant"





BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Bercocok tanam sebagai salah satu seni yang telah dikenal dan mendarah daging pada masyarakat kita, ternyata satu sama lain memiliki perbedaan. Disini bukan masalah pengolahan tanah ataupun segi peradaan. Perbedaan disini bukan masalah pengolahan tanah ataupun segi perawatan hasil, tetapi pada jenis tanaman itu sendiri (Irawan dkk, 2001).
Bercocok tanam hortikultura merupakan suatu kegiatan atau seluk beluk bertani dalam rangka pembudidayaan tanaman sayur, tanaman bunga, dan tanaman buah. Tujuan utama dari hasil yang bisa didapat adalah diperdagangkan. Namun dalam hal ini, pengertian jangan sampai disamakan dengan pertanian perkebunan. Meskipun pada bercocok tanam perkebunan hasilnya juga sebagai mata perdagangan, tetapi pada umumnya perlu diolah lagi melalui pabrik-pabri besar dengan midal usaha yang besar pula (Irawan dkk, 2001).

B.   Rumusan Masalah
Tanaman hortikultura apa saja yang dibudidayakan dilahan kering dataran tinggi, termasuk morfologi, syarat tumbuh dan cara penanamannya.

C.   Tujuan
Menguraikan beberapa tanaman hortikultura yang dibudidayakan di lahan kering dataran tinggi, termasuk morfologi, syarat tumbuh dan cara penanamannya.



BAB II
PEMBAHASAN

Tanaman hortikultura dapat di tanam diberbagai kondisi tanah sesuai dengan jenis tanamannya terutama dilahan kering. Tanaman hortikultura yang dapat dibudidayakan dilahan kering dataran tinggi :

1.    Mangga
a.      Klasifikasi Mangga :
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi mangga antara lain :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Mangifera
Spesies            : Mangifera indica L.
b.      Syarat Tumbuh
Menurut (Prihatman, 2000) syarat tumbuh tanaman mangga antara lain :
·         Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
·         Media Tanam
1)    Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang.
2)    Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
·         Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi.
c.      Cara penanaman
Menurut (Prihatman, 2000), cara penanaman tanaman mangga antara lain :
1)      Pembibitan
Perbanyakan dengan Biji
a)    Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
b)    Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.
c)    Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-benar kuat dan baik. Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah dan tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6 bulan.
2)      Pengolahan Media Tanam
a)    Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
b)    Pembukaan Lahan
·            Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
·            Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.
c)    Pengaturan Jarak Tanam
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:
·            segi tiga sama kaki.
·            diagonal.
·            bujur sangkar (segi empat).
3)      Teknik Penanaman
·         Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.
·         Cara Penanaman
lebar 60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.
·         Penanaman Pohon Pelindung
Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa dipakai adalah pohon asam atau trembesi.
4)      Pemeliharaan Tanaman
·         Penyiangan
·         Penggemburan/Pembumbunan
·         Perempelan/Pemangkasan
·         Pemupukan
·         Peningkatan Kuantitas Buah
5)      Hama dan Penyakit
6)      Panen
7)      Pasca Panen

2.    Tomat
a.      Klasifikasi
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi tomat antara lain :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Solanum
Spesies: Solanum lycopersicum L
b.      Syarat Tumbuh
Menurut (Pracaya, 1998), syarat tumbuh tomat antara lain :
Ø  Iklim
·         Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian.
·         Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. Gambar di atas adalah dua orang treainee asal Indonesia yang sedang magang di pertanian tomat di Prefektur Gunma, Jepang.
·         Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel warna putih.
·         Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman.
Ø  Media Tanam
·         Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang.
·         Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat.
·         Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
Ø  Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.
c.      Cara Penanaman
Menurut (Pracaya, 1998), cara penanaman tomat antara lain :
Ø  Tahap Pembibitan
Sebelum menanam tomat pada media yang telah disediakan, ada baiknya jika Anda mempersiapkan bibit unggul untuk mulai melakukan pembibitan.Jangan lupa juga untuk menyemai bibit jika sudah terlihat kecambahnya dan pisahkanlah bibit jika sudah berukuran kira-kira 3cm.
Ø  Tahap Penanaman
jika bibit sudah siap tanam, maka Anda bisa memindahkan bibit pada media tanam yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tanamlah tomat dalam keadaan tegak sempurna agar tomat tidak tumbuh condong atau berat sebelah.Setelah dipindahkan, siramlah tanaman tomat secara berkala pada pagi dan sorea hari dengan menggunakan air yang dicampur dengan urea.Untuk minggu-minggu pertama penanaman tomat sebaiknya dihindarkan dari sinar matahari langsung agar tidak cepat layu.
Ø  Tahap Perawatan
Untuk masalah perawatan, penyiraman bisa dilakukan secara berkala minimal dua kali sehari, yakni pada pagi hari dan pada sore hari.Disarankan untuk tidak berlebihan saat melakukan penyiraman.
Ø  Tahap Pemupukan
Dalam hal pemupukan, sebaiknya jangan menaburkan pupuk langsung ke tanaman, tapi diberi jarak kurang lebih 5cm-10cm dari batang tanaman.Pemberian pupuk dilakukan setiap 2 minggu sekali. Anda juga bisa melakukan pemusnahan hama dengan menyemprotkan pestisida, tapi jangan berlebihan karena akan berakibat buruk bagi kualitas buah tomat yang dihasilkan.

3.    Sawi
a.      Klasifikasi :
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi sawi antara lain :
Kingdom          : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Dilleniidae
Ordo                : Capparales
Famili               : Brassicaceae (suku sawi-sawian)
Genus              : Brassica
Spesies            : Brassica rapa var. parachinensis L.
b.      Syarat Tumbuh
Caisin (Brassika sinensis L.) atau sawi merupakan jenis sayuran daun yang digemari oleh konsumen karena memiliki kandungan pro-vitamin A dan asam askorbat yang tinggi.  Ada dua jenis caisin/sawi yaitu sawi putih dan sawi hijau.Keduanya dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Persyaratan tumbuh bagi jenis komoditi ini tidak terlalu sulit.Caisin dapat tumbuh dan beradaptasi baik hampir disemua jenis tanah baik pada tanah-tanah mineral yang bertekstur ringan sampai liat berat maupun tanah organic seperti tanah gambut.pH tanah yang optimal untuk budidaya caisin berkisar antara 6-6,5 dan temperature yang optimum bagi pertumbuhan caisin 15-20
C. Caisin kebanyakan ditanam di lahan pekarangan karena mudah dalam pemeliharaannya. Bila lahan pekarangan luas, model budidaya di bedengan, di pot dan atau di polybag. Bila lahan pekarangan sempit, model budidaya di  pot dan atau di polybag dan divertikultur (rak bertingkat)(Rieuwpassa, 2012).
c.      Cara penanaman
Menurut (Rieuwpassa, 2012), cara penanaman sawi antara lain :
1.      Pemilihan varietas
Varietas yang dianjuran adalah LV.145 dan Tosakan.Namun yang beredar dipasaran kebanyakan Tosakan dan Shinta (panah merah).Daya tumbuhnya lebih dari 95 %, vigor murni, bersih dan sehat.Kebutuhan benih per hektar 450-600 gram.
2.      Model budidaya bedengan
Ø  Pembibitan
Caisim atau sawi sebelum ditanam, dibibiti terlebih dahulu. Ada 2 cara pembibitan tanaman caisin/sawi. Cara pertama, benih di semai di bedengan yang berukuran kecil 0.5 x 1 m²  atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit. Cara kedua, benih di semai di wadah plastic dengan luas ukuran wadah sesuai kebutuhan bibit (dapat dibeli ditoko) .Sebelum benih disemai, benih direndam dengan air selama ± 2 jam.Selama perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang.Benih yang tenggelam digunakan untuk disemai. Kemudian benih disebar secara merata diatas bedeng persemaian dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang 1:1,  (media tanam)  setebal ± 7 cm. Benih yang telah disebar disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang atau karung goni selama 2-3 hari. Sebaiknya bedeng persemaian diberi naungan.Bila bibit sudah berumur 2-3 minggu setelah disemai, bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Perlakuan yang sama pula dilakukan jika benih disemai di wadah plastik. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian sampai bibit berumur 2-3 minggu.Bibit tersebut sudah siap untuk ditanam.
Ø  Pengolahan tanah.
Lahan pekarangan dibersikan dari gulma.Kemudian tanahnya dicangkul sedalam 20 – 30 cm supaya gembur. Setelah itu, bedengan dibuat dengan ketinggian sekitar 20-30 cm, lebar sekitar 1 m, dan panjang tergantung ukuran/bentuk lahan. Jarak antar bedengan sekitar 40 cm atau disesuaikan dengan keadaan tanah.Setelah tanah diratakan, permukaan bedengan diberi pupuk kandang yang sudah matang, dengan dosis 100 kg/100 m².Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan bedengan, kemudian permukaan bedengan ditutup dengan tanah.Biarkan selama 3 hari dan bedengan siap untuk ditanami.
Ø  Penanaman
Sebelum penanaman, bedeng-bedeng tersebut dibuat lubang tanam dengan jarak antar tanaman 15 cm dan jarak antar barisan 20 cm. Tiap lubang tanam diberi 1-2 anakan. Kemudian bedengan yang sudah ditanami disirami sampai basah.
3.    Model budidaya pot/polybag dan rak vertikultur
Pot/polybag dan rak vertikultur adalah wadah tanam yang digunakan sebagai suatu model budidaya sayuran pada lahan pekarangan yang sempit.Pot atau polybag yang berukuran 30x30 cm bisa digunakan untuk menanam caisin/sawi.Pot atau polybag harus dilubangi 4-5 lubang dibagian bawah sisi kiri dan kanan wadah untuk membuang air berkelebihan supaya tidak tergenang.  Sebaiknya polybag dibalik sebelum diisi media tanam agar polybag dapat berdiri kokoh dan tidak mudah roboh.Rak vertikultur adalah wadah tanam yang terbuat dari kayu dan talang paralon atau bambu. Rak bisa dibuat sampai 4 tingkat dengan tinggi 1,25 m dan panjang 80 cm. Sedangkan panjang talang 1 m dan lebar talang 12 cm. Dasar talang atau bambu di lubangi 4-5 lubang untuk pembuangan air berkelebihan supaya tidak tergenang. Selanjutnya talang diisi dengan media tanam. Perlakuan yang sama juga dilakukan bila menggunakan bambu sebagai wadah tanam. Kemudian wadah yang sudah terisi media tanam di letakan dengan teratur diatas rak kayu.Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos. Perbandingannya dapat 1:1, 1:2, atau 1:3, tergantung tingkat kesuburan dan tekstur tanah. Masukan media ke dalam wadah sampai penuh.Sisakan jarak sekitar 1 cm dari bibir wadah.Semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada permukaan tanah di pot atau polybag, kemudian pot atau polybag ditutup dengan karung goni selama 3 hari.Pot atau polybag siap untuk ditanami.
Ø  Penanaman
Sebelum dilakukan penanaman, pot/polybag dan rak vertikultur disiram lebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman di pot atau polybag dilakukan dengan cara pindah anakan caisin/sawi dari bedengan persemaian atau dari wadah plastik dan ditanam di dalam pot atau polybag  dengan jumlah 2-3 anakan. Sedangkan penanaman didalam rak vertikultur hanya satu baris tanaman dengan jarak antar tanaman 15 cm.
Ø  Perawatan
Penyiraman perlu dilakukan pagi dan sore hari bila tidak hujan. Pupuk susulan pertama setelah  tanaman berumur 4 hst dengan cara semprot larutan pupuk cair Bioboost/EM4 (10 ml/1 liter air) pada tanaman. Pupuk susulan kedua dan ketiga setelah tanaman berumur  11 hst dan 17 hst. Cara memupuk dan dosis pupuk sama seperti pemupukan susulan pertama. Pupuk organic cair Landeto atau Hantu dapat juga diberikan pada tanaman sebagai pupuk tambahan dengan dosis 2 tutup botol/10 liter air. Larutan pupuk ini disemprot pada tanaman dengan waktu pemberian setelah tanaman berumur 7 hst, 14 hst, dan 21 hst.  Penyiangan dapat dilakukan jika tumbuh gulma. Jika ada tanaman terserang hama dan penyakit, segera ditanggulangi secara mekanis (dicabut dan dibakar) atau disemprot dengan fungisida dan insektisida nabati.
Ø  Panen
Caisin/sawi mulai dipanen setelah tanaman berumur 45-50 hari. Panen dilakukan dengan cara mencabut atau memotong pangkal batang. Bila panen terlambat dapat menyebabkan tanaman cepat berbunga.Caisin/sawi yang baru dipanen ditempatkan di tempat yang teduh, agar tidak cepat layu. Untuk mempertahankan kesegaran sayuran ini perlu diberi air dengan cara dipercik.

4.    Bunga Kertas
a.    Klasifikasi
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi bunga kertas antara lain :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Asterales
Famili              : Asteraceae
Genus              : Zinnia
Spesies            : Zinnia elegans Jacq
b.    Syarat Tumbuh
Menurut (Prihatman, 2000), syarat tumbuh bunga kertas antara lain :
1)    Agro klimat
Tanaman ini memerlukan sinar matahari penuh, tetapi toleran terhadap lingkungan yang agak teduh.Suhu ideal sekitar 20° - 36°C dengan kelembaban udara sekitar 60%-90%.
2)    Media
Media terdiri atas campuran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan (1:1:1) dan diberi pupuk NPK sebanyak + 4-5 gram/tanaman sebagi pupuk dasar. Media tanam harus gembur dengan pH + 6.
c.    Cara Penanaman
Menurut (Prihatman, 2000), cara penanaman bunga kertas antara lain :
1.    Siapkan batang batang bougenvill untuk  kita tanam dengan cara stek batang.  Batang Bougenviil dengan kesan tua berikal , banyak bercak bercak, atau bekas sayatan akan kelihatan  lebih bagus. Carilah Batang bougenvil  dengan warna yang berbeda kemudian tandai batang batang tersebut.  Untuk warna bougenvil yang saya tahu adalah warna Merah, Putih, Orange, Ungu, Kuning, Pink, Merah tua, merah muda, putih susu, putih kapas dan ungu muda.  Namun jika kita belum berhasil mendapatkan semua warna diatas, kita bisa menanam satu jenis warna saja dulu.
2.    Siapkan Media Tanam berupa Campuran Pupuk Kandang yang sudah membusuk dan menjadi tanah dengan Tanah gembur  di dalam Pot  berukuran sedang ( Diameter 30 Cm ). Tancapkan Batang Batang Bougenvil sedalan 10 Cm, dan pathok dengan bilahan bamboo agar tidak bergeser.
3.    Tempatkan di tempat yang teduh dan kering ( Jangan terlalupanas dan jangan terlalu lembab). Kurang lebih 20 Hari , Batang bougenvil sudah mulai bertunas.  Dari tunas tunas muda inilah kita bikin bougenvil menjadi aneka warna.  Lakukan sambung pucuk terhadap masing masing Tunas sesuai dengan kreasi kita.  Berikut adalah cara sambung pucuk Bougenvil 

5.    Jeruk
a.    Klasifikasi
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi jeruk antara lain :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi               : Spermatophyta
Sub divisi        : Angoespermae
Kelas               : Dicotyledonae
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Rutales
Famili              : Rutaceae
Genus              : Citrus
Spesies            : Citrus s
b.    Syarat Tumbuh
Berdasarkan Menurut (Prihatman, 2000), syarat tumbuh jeruk harus memenuhi syarat supaya dapat tumbuh dengan baik.
Ø  Iklim
·         Kecepatan angin yg lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. utk daerah yg intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dgn arah angin.
·         Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan utk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yg cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
·         Temperatur optimal antara 25-30°C namun ada yg masih dapat tumbuh normal pada 38°C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20°C.
·         Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yg terlindung dari sinar matahari.
·         Kelembaban optimum utk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
Ø  Media Tanam
·         Tanah yg baik adalah lempung sampai lempung berpasir dgn fraksi liat 7- 27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
·         Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok utk budidaya jeruk.
·         Derajat keasaman tanah (pH tanah) yg cocok utk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dgn pH optimum 6.
·         Air tanah yg optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yg mengandung garam sekitar 10%.
·         Tanaman jeruk dapat tumbuh dgn baik di daerah yg memiliki kemiringan sekitar 30°
Ø  Ketinggian Tempat
·         Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies:
·         Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
·         Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
·         Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
·         Jenis Siem: 1–700 m dpl.
·         Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
·         Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
·         Jenis Purut: 1–400 m dpl.
c.      Cara Penanaman
Berdasarkan (Prihatman, 2000), cara penanaman jeruk antara lain :
Ø Pembibitan
·         Persyaratan Bibit
Bibit jeruk yg biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yg baik adalah yg bebas penyakit, mirip dgn induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi penangkaran bibit.
Ø Penyiapan Bibit
Bibit yg biasa digunakan utk budidaya jeruk didapatkan dgn cara generatif dan vegetatif.
Ø Teknik Penyemaian Bibit
a) Cara generatif
Biji diambil dari buah dgn cara memeras buah yg telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yg tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang.Areal persemaian memiliki tanah yg subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m². Biji ditanam dalam alur dgn jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupukkandang, sekam, pasir (1:1:1).
b) Cara Vegetatif Jeruk
Metode yg lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata tempel. utk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah (onderstam/rootstock) yg dipilih dari jenis jeruk dgn perakaran kuat dan luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yg biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
Ø  Pengolahan Media Tanam Jeruk
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng.Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yg akan ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam bervariasi utk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data berikut ini:
Keprok dan Siem : jarak tanam 5 x 5 m
Manis : jarak tanam 7 x 7 m
Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m
Nipis : jarak tanam 4 x 4 m
Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m
Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yg belum diolah dan dibuat 2 minggu sebelum tanah.Tanah bagian dalam dipisahkan dgn tanah dari lapisan atas tanah (25 cm).Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dgn 20 kg pupuk kandang.Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya.Bedengan (guludan) berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
Ø  Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air utk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
·            Pengurangan daun dan cabang yg berlebihan.
·            Pengurangan akar.
·            Pengaturan posisi akar agar jangan ada yg terlipat.
·            Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yg bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang utk menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yg sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
Ø  Pemeliharaan Tanaman
1.      Penyulaman : Dilakukan pada tanaman yg tidak tumbuh.
2.      Penyiangan : Gulma dibersihkan sesuai dgn frekuensi pertumbuhannya, pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
3.      Pembubunan : Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar perakaran yg tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar sudah mulai terlihat.
4.      Pemangkasan : Pemangkasan bertujuan utk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yg sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal yg tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yg kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dgn fungisida atau lilin utk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting yg sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
5.      Pemupukan
6.      Pengairan dan Penyiraman : Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
7.      Penjarangan Buah jeruk : Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga. Buah yg dibuang meliputi buah yg sakit, yg tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.
Ø  Hama Dan Penyakit
Ø  Panen Jeruk
-       Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.
-       Cara Panen
Buah dipetik dgn menggunakan gunting pangkas.
-       Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yg dapat mencapai 40 ton/ha.
Ø  Pascapanen

6.    Pisang
a.    Klasifikasi
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi pisang antara lain :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae(suku pisang-pisangan)
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
b.    Syarat Tumbuh
Menurut (Widjajati, 2013), syarat tumbuh pisang antara lain :
Ø  Iklim Untuk Tanaman Pisang
1.    Iklim tropis basah, lembab & panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yg berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan.
2.    Angin dengan kecepatan tinggi seperti angin kumbang dapat merusak daun & mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
3.    Curah hujan optimal adalah 1.520–3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering. Variasi curah hujan harus diimbangi dengan ketinggian air tanah agar tanah tidak tergenang.
Ø  Media Tanam Untuk Pisang
1.    Pisang dapat tumbuh di tanah yg kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
2.    Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm & di daerah kering 50 - 150 cm. Tanah yg telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yg baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang tidak hidup pada tanah yg mengandung garam 0,07%.
Ø  Ketinggian Tempat
Tanaman ini toleran akan ketinggian & kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka & tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl.
c.    Cara penanaman
Menurut (Widjajati, 2013), cara penanaman pisang antara lain :
Ø  Pembibitan
1.    Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
2.    Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
3.    Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
4.    Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.
Ø  Penyiapan Bibit
·         Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m.
·         Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.
Ø  Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
·         Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
·         Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
·         Buang daun yang lebar.
·         Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
·         Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.
Ø  Pengolahan Media Tanam
·         Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
·         Gemburkan tanah yang masih padat
·         Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
·         Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.
Ø  Teknik Penanaman
·         Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
·         Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
·         Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
·         Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
·         Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
·         Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
·         Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
·         Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
Ø  Pemeliharaan Tanaman
·         Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.
·         Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).
·         Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.
·         Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
·         Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
·         Pangkas daun kering.
·         Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
·         Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
Ø  Pemeliharaan Buah
·         Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.
·         Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
·         Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.
Ø  Hama dan Penyakit
Ø  Panen
·         Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
·         Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
·         Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
·         Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.
·         Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.
7.    Kunyit
a.    Klasifikasi
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi kunyit antara lain :
Divisio : Spermatophyta.Sub-diviso : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zungiberaceae
Genus : Curcuma
Species :Curcuma domestica Val.
b.    Syarat Tumbuh
Menurut (Rahardjo dan Rostiana, 2005), syarat tumbuh kunyit yaitu tumbuh baik pada tanah jenis latosol, aluvial dan regosol, ketinggian tempat 240 – 1200 m di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan 2000 – 4000 ml/tahun. Kunyit juga dapat tumbuh di bawah tegakan tanaman keras seperti sengon, jati yang masih muda sekitar umur 3 – 4 tahun, dengan tingkat naungan tidak lebih dari 30%.

c.    Cara Penanaman
Menurut (Rahardjo dan Rostiana, 2005), cara penanaman kunyit antara lain :
Ø  Pembibitan
1.      Persyaratan Bibit :Bibit kunyit yang baik berasal dari pemecahan rimpang, karena lebih mudah tumbuh. Syarat bibit yang baik : berasal dari tanaman yang tumbuh subur, segar, sehat, berdaun banyak & hijau, kokoh, terhindar dari serangan penyakit; cukup umur/berasal dari rimpang yang telah berumur > 7-12 bulan; bentuk, ukuran, & warna seragam; memiliki kadar air cukup; benih telah mengalami masa istirahat (dormansi) cukup; terhindar dari bahan asing (biji tanaman lain, kulit, kerikil).
2.      Penyiapan Bibit : Rimpang bahan bibit dipotong agar diperoleh ukuran & dgn berat yang seragam serta utk memperkirakan banyaknya mata tunas/rimpang. Bekas potongan ditutup dgn abu dapur/sekam atau merendam rimpang yang dipotong dgn larutan fungisida (benlate & agrymicin) guna menghindari tumbuhnya jamur. Tiap potongan rimpang maksimum memiliki 1-3 mata tunas, dgn berat antara 20-30 gram & panjang 3-7 cm.
3.      Teknik Penyemaian Bibit.Pertumbuhan tunas rimpang kunyit dapat dirangsang dgn cara : mengangin-anginkan rimpang di tempat teduh atau lembab selama 1-1,5 bulan, dgn penyiraman 2 kali sehari (pagi & sore hari). Bibit tumbuh baik bila disimpan dalam suhu kamar (25-28°C). Selain itu menempatkan rimpang diantara jerami pada suhu udara sekitar 25-28°C. & merendam bibit pada larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) selama 3 jam. ZPT yang sering digunakan adalah larutan atonik (1 cc/1,5 liter air) & larutan G-3 (500-700 ppm). Rimpang yang akan direndam larutan ZPT harus dikeringkan dahulu selama 42 jam pada suhu udara 35°C. Jumlah anakan atau berat rimpang dapat ditingkatkan dgn jalan direndam pada larutan pakloburazol sebanyak 250 ppm.
4.      Pemindahan Bibit Kunyit: Bibit yang telah siap lalu ditempatkan pada persemaian, dimana rimpang akan muncul tunas telah tanaman berumur 1-1,5 bulan. Setelah tunas tumbuh 2-3 cm maka rimpang sudah dapat ditanam di lahan. Pemindahan bibit yang telah bertunas harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari agar tunas yang telah tumbuh tdk rusak. Bila ada tunas/akar bibit yang saling terkait maka akar tersebut dipisahkan dgn hati-hati lalu letakkan bibit dalam wadah tertentu utk memudahkan pengangkutan bibit ke lokasi lahan. Jika jarak antara tempat pembibitan dgn lahan jauh maka bibit perlu dilindungi agar tetap lembab &segar ketika tiba di lokasi. Selama pengangkutan, bibit yang telah bertunas jangan ditumpuk.
Ø  Pengolahan Media Tanam
1.      Persiapan Lahan : Lokasi penanaman dapat berupa lahan tegalan, perkebunan atau pekarangan. Penyiapan lahan utk kebun kunyit sebaiknya dilakukan 30 hari sebelum tanam.
2.      Pembukaan Lahan : Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma & dicangkul secara manual atau menggunakan alat mekanik guna menggemburkan lapisan top soil & sub soil juga sekaligus mengembalikan kesuburan tanah. Tanah dicangkul pada kedalaman 20-30 cm kemudian diistirahatkan selama 1-2 minggu agar gas-gas beracun yang ada dalam tanah menguap & bibit penyakit/hama yang ada mati karena terkena sinar matahari.
3.      Pembentukan Bedengan : Lahan kemudian dibedeng dgn lebar 60-100 cm & tinggi 25-45 cm dgn jarak antar bedengan 30-50 cm.
4.      Pemupukan (sebelum tanam) : utk mempertahankan kegemburan tanah, meningkatkan unsur hara dalam tanah, drainase, & aerasi yang lancar, dilakukan dengan.menaburkan pupuk dasar (pupuk kandang) ke dalam lahan/dalam lubang tanam & dibiarkan 1 minggu. Tiap lubang tanam membutuhkan pupuk kandang 2,5-3 kg.
Ø  Teknik Penanaman : Kebutuhan bibit kunyit/hektar lahan adalah 0,50-0,65 ton. Maka diharapkan akan diperoleh produksi rimpang sebesar 20-30 ton/ha.
1.      Penentuan Pola Tanaman : Bibit kunyit yang telah disiapkan kemudian ditanam ke dalam lubang berukuran 5-10 cm dgn arah mata tunas menghadap ke atas. Tanaman kunyit ditanam dgn dua pola, yaitu penanaman di awal musim hujan dgn pemanenan di awal musim kemarau (7-8 bulan) atau penanaman di awal musim hujan & pemanenan dilakukan dgn dua kali musim kemarau (12-18 bulan). Kedua pola tersebut dilakukan pada masa tanam yang sama, yaitu pada awal musim penghujan. Perbedaannya hanya terletak pada masa panennya.
2.      Pembutan Lubang Tanam : Lubang tanam dibuat di atas bedengan/petakan dgn ukuran lubang 30 x 30 cm dgn kedalaman 60 cm. Jarak antara lubang adalah 60 x 60 cm.
3.      Cara Penanaman : Teknik penanaman dgn perlakuan stek rimpang dalam nitro aromatik sebanyak 1 ml/liter pada media yang diberi mulsa ternyata berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan & vegetatif kunyit, sedangkan penggunaan zat pengatur tumbuh IBA(indolebutyric acid) sebanyak 200 mg/liter pada media yang sama berpengaruh nyata terhadap pembentukan rimpang kunyit.
4.      Perioda Tanam : Masa tanam kunyit yaitu pada awal musim hujan sama seperti tanaman rimpang-rimpangan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena tanaman muda akan membutuhkan air cukup banyak utk pertumbuhannya. Walaupun rimpang tanaman ini nantinya dipanen muda yaitu 7 – 8 bulan tetapi pertanaman selanjutnya tetap diusahakan awal musim hujan.
Ø  Pemeliharaan Tanaman
1.    Penyulaman : Apabila ada rimpang kunyit yang tdk tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penanaman susulan (penyulaman) rimpang lain yang masih segar & sehat.
2.    Penyiangan : Penyiangan & pembubunan perlu dilakukan utk menghilangkan rumput liar (gulma) yang mengganggu penyerapan air, unsur hara & mengganggu perkembangan tanaman. Kegiatan ini dilakukan 3-5 kali bersamaan dgn pemupukan & penggemburan tanah. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur ½ bulan & bersamaan dgn ini maka dilakukan pembubunan guna merangsang rimpang agar tumbuh besar & tanah tetap gembur.
3.    Pembubunan : Seperti halnya tanaman rimpang lainnya, pada kunyit pekerjaan pembubunan ini diperlukan utk menimbun kembali daerah perakaran dgn tanah yang melorot terbawa air. Pembubunan bermanfaat utk memberikan kondisi media sekitar perakaran lebih baik sehingga rimpang akan tumbuh subur & bercabang banyak. Pembubunan biasanya dilakukan setelah kegiatan penyiangan & biasanya dilakukan secara rutin setiap 3 – 4 bulan sekali.
4.    Pemupukan :
      • Pemupukan Organik : Penggunaan pupuk kandang dapat meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, & luas area daun kunyit secara nyata. Kombinasi pupuk kandang sebanyak 45 ton/ha dgn populasi kunyit 160.000/ha menghasilkan produksi sebanyak 29,93 ton/ha.
      • Pemupukan Konvensional : Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman kunyit perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang & pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; & ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. dgn pemberian pupuk ini diperoleh peningkatan hasil sebanyak 38% atau 7,5 ton rimpang segar/ha. Pemupukan juga dilakukan dgn pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), & K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N & K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) & sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan & 4 bulan. Pupuk diberikan dgn ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur & ditanam di sela-sela tanaman.
5.      Pengairan &Penyiraman :Tanaman kunyit termasuk tanaman tdk tahan air. Oleh sebab itu drainase & pengaturan pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan air sehingga rimpang tidak.membusuk. Perbaikan drainase baik utk melancarkan & mengatur aliran air serta sbg penyimpan air di saat musim kemarau.
6.      Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida dilakukan jika telah timbul gejala serangan hama penyakit.
7.      Pemulsaan : Sedapat mungkin pemulsaan dgn jerami dilakukan diawal tanam utk menghindari kekeringan tanah, kerusakan struktur tanah (menjadi tdk gembur/padat) & mencegah tumbuhnya gulma secara berlebihan. Jerami dihamparkan merata menutupi permukaan tanah di antara lubang tanaman.
Ø  Hama & penyakit
Ø  Panen
1.        Ciri & Umur Panen :Tanaman kunyit siap dipanen pada umur 8-18 bulan, saat panen yang terbaik adalah pada umur tanaman 11-12 bulan, yaitu pada saat gugurnya daun kedua. Saat itu produksi yang diperoleh lebih besar & lebih banyak bila dibandingkan dgn masa panen pada umur kunyit 7-8 bulan. Ciri-ciri tanaman kunyit yang siap panen ditandai dgn berakhirnya pertumbuhan vegetatif, seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun & batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati).
2.        Cara Panen : Pemanenan dilakukan dgn cara membongkar rimpang dgn cangkul/garpu. Sebelum dibongkar, batang & daun dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat lalu dimasukkan dalam karung agar tdk rusak.
3.        Periode Panen : Panen kunyit dilakukan dimusim kemarau karena pada saat itu sari/zat yang terkandung didalamnya mengumpul. Selain itu kandungan air dalam rimpang sudah sedikit sehingga memudahkan proses pengeringannya.
4.        Perkiraan Hasil Panen : Berat basah rimpang bersih/rumpun yang diperoleh dari hasil panen mencapai 0,71 kg. Produksi rimpang segar/ha biasanya antara 20-30 ton.
Ø  Pascapanen.
1.        Penyortiran Basah &Pencucian : Sortasi pada bahan segar dilakukan utk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, & gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran & tempatkan dalam wadah plastik utk pencucian. Pencucian dilakukan dgn air bersih, jika perlu disemprot dgn air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya & jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas & senyawa aktif yang terkandung didalam tdk larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar kotoran & banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
2.        Perajangan : Jika perlu proses perajangan, lakukan dgn pisau stainless steel & alasi bahan yang akan dirajang dgn talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dgn ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya & taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat dilakukan secara manual atau dgn mesin pemotong.
3.        Pengeringan : Pengeringan dapat dilakukan dgn 2 cara, yaitu dgn sinar matahari atau alat pemanas/oven. pengeringan rimpang dilakukan selama 3 - 5 hari, atau setelah kadar airnya dibawah 8%. pengeringan dgn sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tdk saling menumpuk. Selama pengeringan harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut dari air, udara yang lembab & dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi. Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50 o C - 60 o C. Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven & pastikan bahwa rimpang tdk saling menumpuk. Setelah pengeringan, timbang jumlah rimpang yang dihasilkan
4.        Penyortiran Kering : Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dgn cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini
(untuk menghitung rendemennya).
5.        Pengemasan : Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang bersih & kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang.menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih & metode penyimpanannya.
6.        Penyimpanan : Kondisi gudang harus dijaga agar tdk lembab & suhu tdk melebihi 30 o C & gudang harus memiliki ventilasi baik & lancar, tdk bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung), serta bersih & terbebas dari hama gudang. 
8.    Bunga Matahari
a.      Klasifikasi
Menurut (Saputra, 2013), klasifikasi bunga matahari antara lain :
Kingdom           : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Asterales
Famili              : Asteraceae
Genus              : Helianthus
Spesies             : Helianthus annuus L
b.      Syarat Tumbuh
Bunga matahari (Helianthus annuus), ditanam pada halaman dan taman-taman yang cukup mendapat sinar matahari, sebagai tanaman hias.Tanaman ini cocok di segala alam tetapi tanaman ini paling subur di daerah pegunungan, daerah yang memiliki kelembaban cukup dan banyak mendapatkan sinar matahari langsung.Bunga matahari dapat tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
Bunga matahari tidak dapat hidup di daerah yang tergenang air. Karena akar-akarnya akan membusuk (Monica, 2010).
c.      Cara penanaman
Menurut (Monica, 2010), cara penanaman bunga matahari antara lain :
1.    Langkah yang pertama adalah dengan mengambil biji atau benih dari bunga yang paling awal atau induknya dan di tabur ke dalam bekas yang telah mengandung tanah yang basah. Dengan begitu benih bunga matahari tersebut dapat cepat berkecambah.
2.    Kemudian anda dapat memindahkan biji yang telah berkecambah tersebut ke dalam pot atau ke dalam polibag atau anda dapat langsung menanamnya di tanah yang telah anda sediakan akan tetapi anda harus memperhitungkan jaraknya agar benih tersebut dapat membesar tanpa ada perebutan tempat dengan benih-benih yang lainnya.
3.    Pada proses pembesaran ini cukup cepat. Anda dapat menanam dengan tersebar pada setiap tempat yang anda kehendaki.
4.    Anda dapat menanam bunga matahari ini di tempat-tempat yang telah anda siapkan dengan menyebar, jarak antara bunga matahari yang satu dengan yang lainnya tidak boleh terlalu dekat ataupun terlalu jauh agar keindahan bunga matahari dapat terlihat lebih baik.
5.    Anda dapat melakukan penyiraman bunga matahari ini sekurang-kurangnya adalah sehari sekali.Anda juga dapat menggunakan tanah yang gembur dan memberinya pupuk organik ataupun pupuk kompos agar tanaman bunga matahari dapat tumbuh dengan baik.


  
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa penanaman tanaman holtikultura di lahan kering dataran tinggi dapat ditanami berbagai jenis tanaman yang habitat hidupnya sesuai dengan lahan kering dan ketersediaan airnya cukup bahkan sulit diserap oleh tanaman.

B.   Saran
Penanaman tanaman hortikultura harus disesuaikan dengan lahan yang akan ditanami tanaman tersebut, agar tanaman tidak kekurangan air bahkan ketersediaan airnya cukup ataupun lebih yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu.
DAFTAR PUSTAKA

Irawan, Agus dkk. 2001. Pertanian Hortikultura dan Perkembangannya. Carya Remadja :Bandung.
Monica, Trisna. 2010. (Online :
Pracaya. Bertanam tomat. Yogyakarta : Kanisius,1998.

Prihatman, Kemal. 2000. Mangga (Mangifera spp.) dan Bunga Kertas/Bougenvile (Zinnia elegans Jacq). Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS : Jakarta.

Rahardjo, Mono dan Rostiana, Otih. 2005 . Budidaya Tanaman Kunyit. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika.
Saputra , Chandra. 2013. (Online :

FUN TRANSLATE